wapannuri.com - Empat tahun lalu, saya tersentak ketika sedang berbicara dengan mama
saya. Topik apa lagi jika bukan mengenai uang ? Malam itu, setelah
berbasa-basi sejenak, mama mulai bertanya berapa jumlah tabungan saya.
Kemudian dia melanjutkan bertanya mengenai gaji saya. Bukan pertanyaan
ini yang membuat saya kaget, tetapi perhitungan mama saya yang bikin
mata ini terbuka. Saya yakin ilustrasi ini akan membuat anda tercengang
juga !
Saya mengatakan kalau di tabungan saya kurang
lebih ada lima juta. Terus saya bilang kalo gaji saya sebulan dua juta
rupiah. Dan saya sudah bekerja kurang lebih tiga tahun. Menurut perhitungan mama, seharusnya di tabungan saya ada tiga puluh juta rupiah. Hah ?? Langsung saja saya terpaku ! Mama menjelaskan kalau dua juta kali dua belas dan kali tiga jumlahnya 72 juta.
Karena saya masih tinggal di rumah orang tua, maka tidak
perlu bayar listrik, bayar air, beli makanan, beli garam, beli sabun,
dan segala keperluan rumah tangga. Pendeknya, duitmu itu utuh,
lagian...kamu gak pernah kasih mama uang belanja ! Dan perhitungan 30
juta itu adalah perhitungan paling kecil, seharusnya di tabunganmu ada
lebih dari itu. Jadi...pertanyaannya adalah...kemanakah larinya uang
pribadimu ??
Setelah mendengar kata-kata tersebut, otak saya tak berhenti
berputar mencari jawaban atas pertanyaan tadi. Saya tidak bisa menolak
argumen mama karena dia 100% betul. Saya sadar kalau ternyata manajemen
keuangan pribadi saya kacau balau. Dan dari detik itulah saya
memperbaikinya. Dan tulisan ini adalah cara baru saya mengelolah
keuangan. Semoga berguna.
DUA JENIS MANUSIA
Menurut saya, hanya ada dua jenis manusia jika ditinjau dari cara mereka mengatur keuangan pribadinya. Jenis pertama adalah mereka yang mencukupkan pengeluarannya berdasarkan pendapatannya. Dan jenis berikutnya adalah mereka yang menentukan pengeluarannya baru kemudian mencari cara untuk mencukupkannya. Tidak ada yang jelek ataupun yang baik dari kedua jenis ini, masing – masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Yang terbaik adalah yang sesuai dengan kepribadian anda !
Menurut saya, hanya ada dua jenis manusia jika ditinjau dari cara mereka mengatur keuangan pribadinya. Jenis pertama adalah mereka yang mencukupkan pengeluarannya berdasarkan pendapatannya. Dan jenis berikutnya adalah mereka yang menentukan pengeluarannya baru kemudian mencari cara untuk mencukupkannya. Tidak ada yang jelek ataupun yang baik dari kedua jenis ini, masing – masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Yang terbaik adalah yang sesuai dengan kepribadian anda !
Saya termasuk jenis pertama, dan akibatnya adalah tulisan ini
akan berat sebelah... he... he...he... Mau gimana lagi, kan ini blog
saya dan tujuannya adalah membagikan pengalaman hidup saya. Tetapi
menurut pendapat saya, tips mengelolah keuangan pribadi yang akan saya
bagikan di sini bisa diterapkan untuk jenis manusia apapun. Mengapa ?
Karena saya jenius ! ^-^' (ha...ha...ha....pede amaaat....!!)
Setiap bulan, setelah menerima amplop dari tempat kerja, maka saya akan membagi isinya menjadi beberapa bagian :
- Kas rumah tangga, karena saya udah menikah !! (Prioritas 1)
- Tabungan masa depan (Prioritas 2)
- Keperluan pribadi (Prioritas 3)
Nah...selama sebulan kedepan saya harus hidup dengan jumlah
uang di pos keperluan pribadi. Cukup atau nggak cukup yaah harus
dicukup-cukupkan, kan itu uang sisa... hik... hik..hik.... kalo gak
cukup yaa....gak jajan. Kadang kala saya ingin menambah penghasilan
bulanan saya dengan cara cari ceperan, tetapi saya bukan tipe pekerja
yang suka ambil resiko alias “tipe cari aman”. Saya sadar bahwa saya
bukan tipe mesin pengeruk uang yang baik, tetapi saya adalah tipe
pengelolah uang yang baik. Karena itu saya lebih pas dengan mencukupkan
apa yang saya dapat dan mengelolahnya supaya memberikan tingkat
pengembalian yang lebih tinggi dari bunga bank. Salah satu caranya
adalah dengan membeli emas batangan (jika memungkinkan hal ini akan saya
tulis di kemudian hari) dan beli dollar.
Sementara itu, teman saya yang namanya Jonas adalah tipe kedua
yaitu tipe yang menentukan pengeluarannya terlebih dulu kemudian
mencari cara untuk mencapainya. Biasanya jenis ini adalah mesin
pengeruk uang yang efektif. Dan memang begitulah si Jonas ini. Dia
pinter sekali mencari peluang usaha dan mendapatkan uang. Saya rasa
inilah keadilan Tuhan semesta alam. Tiap – tiap kepribadian diberi
kelebihan sekaligus kekurangan. Saya kurang pandai mencari uang tetapi
pandai mengelolahnya, di lain pihak, si Jonas pandai mencari uang
tetapi lemah dalam pengaturannya. Pernahkah anda membayangkan jika
kedua pribadi ini digabung akan menjadi apa kelak ? Jawabannya adalah
bentuk usaha dan kerjasama tim yang ideal ! Dan ini sudah dibuktikan
dengan usaha kami bersama dalam The sainT, wedding organizer.
KAYA ATAU MISKIN ADALAH SOAL MANAJEMEN KEUANGAN, PERENCANAAN DAN KEBERUNTUNGAN!
Perbedaan utama mengenai orang kaya dan dan miskin ada pada sikap mental. Orang yang mempunyai sikap optimis sudah pasti ditakdirkan menjadi orang kaya. Namun antara takdir dan kenyataan belum tentu sama karena ada beberapa hal yang menentukan antara takdir dan kenyataan. Salah satunya adalah perencanaan.
Perbedaan utama mengenai orang kaya dan dan miskin ada pada sikap mental. Orang yang mempunyai sikap optimis sudah pasti ditakdirkan menjadi orang kaya. Namun antara takdir dan kenyataan belum tentu sama karena ada beberapa hal yang menentukan antara takdir dan kenyataan. Salah satunya adalah perencanaan.
Jika anda adalah seorang karyawan maka anda memiliki
pendapatan yang pasti tiap bulannya. Tugas anda adalah menyisihkan
sedikit pendapatan anda untuk investasi. Jumlahnya tidak penting, yang
penting adalah disiplin ! Ingatlah pepatah sedikit demi sedikit
lama-lama menjadi bukit. Sebaliknya jika anda seorang pengusaha maka
alokasi untuk investasi masa depan anda tidak akan sama jika anda
seorang karyawan. Ada masa krisis dan ada masa jaya. Jika anda tidak
disiplin maka anda akan selalu kekurangan baik ketika anda krisis
maupun ketika sedang jaya. Gampangnya, ketika usaha sedang rame, jumlah
investasi anda seharusnya lebih besar bukan jumlah konsumsinya. Seorang
teman saya yang memiliki bisnis travel mengerti tentang hal ini tetapi
tidak melakukannya, sebab bicara memang mudah daripada melakukan !
Tidak heran dia selalu kekurangan uang ketika masa paceklik. Godaan
untuk meningkatkan pengeluaran ketika sedang mendapatkan banyak uang
lebih besar daripada memikirkan masa depan. Percayakah anda bahwa kaya
atau miskin ditentukan oleh perencanaan ?
Masalah yang umumnya terjadi adalah pertanyaan, “Mau nambung
gimana pak ? Wong buat makan sehari-hari saja tidak cukup !!” Betul
sekali ! Pertanyaan anda itu adalah pertanyaan klasik yang ditanyakan
di tiap-tiap generasi. Jawaban saya adalah “BAYAR HARGA !”
Cobalah bertanya kepada orang kaya yang anda kenal, berapa jam
mereka bekerja, berapa harga yang harus mereka bayar supaya menjadi
kaya, dan apa yang telah mereka lakukan sehingga bisa menjadi kaya ?
Saya yakin anda akan kaget dengan pengorbanan yang mereka lakukan dan
tingginya harga yang harus mereka bayar. Semua membutuhkan perjuangan
dan usaha. Dan apa yang anda lakukan akan mendapatkan balasan yang
setimpal. Pertama-tama, disiplin untuk menyisihkan sebagian pendapatan
anda, jangan terlalu memikirkan jumlahnya (karena saya yakin jumlahnya
akan meningkat seiring dengan berjalannya waktu). Saya sendiri belajar
dari 300.000/bulan kemudian naik menjadi 500.000/bulan dan sekarang
sudah diatas 1.000.000/bulan. Kemudian setelah terkumpul anda bisa
menginvestasikan tabungan tersebut di instrumen keuangan yang memberikan
tingkat pengembalian yang lebih tinggi daripada bunga bank.Saran saya
adalah di Logam Mulia. Instumen ini rata-rata tingkat pengembaliannya
15%/tahun dan sangat aman sebagai media investasi. Belilah emas
batangan bukan emas perhiasan karena emas perhiasaan dipotong ongkos
ketika anda menjualnya kembali.
Saya menyebut hal diatas tadi dengan manajemen keuangan. Dan
sebenarnya hal inilah yang menyebabkan orang kaya bertambah kaya. Tahun
2008 lalu, saya membeli emas batangan seharga Rp 250.000/gram. Emas
batangan tersebut saya jual dengan harga Rp 330,000,00 pada pertengahan
Januari 2010 ini. Hal itu berarti 32% selama dua tahun. Anggap saja
uang yang saya investasikan di emas ini adalah 100juta, maka keuntungan
pasif saya adalah 32juta selama dua tahun. Jumlah yang lumayan besar
untuk penghasilan pasif bukan ? Bandingkan jika anda taruh di bank yang
tingkat suku bunganya 6 -8% pertahun.
Manajeman keuangan adalah soal mengelolah uang supaya
memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi. Anda akan menemukan
masalah ini ketika jumlah uang di tabungan anda bertambah
banyak....he...he...he....Saya sendiri tidak menyadari akibat
kedisiplinan menabung saya semenjak 10 tahun yang lalu. Banyak sekali
duit saya....mau diapakan yaa ?? Ayo foya-foya...!!
Saya rasa inilah efek samping dari tipe mencukupkan
pengeluaran berdasarkan pendapatan, yaitu sebuah gaya hidup. Karena
terbiasa memprioritaskan masa depan maka secara tidak langsung gaya
hidup saya berubah. Saya lebih bisa memilih antara kebutuhan dan
keinginan hidup, saya lebih berorientasi ke masa depan daripada saat
ini, dan saya lebih bisa makan tidak enak
sehari-harinya...ha...ha...ha....
JADI.....??
Pada hakekatnya, hidup adalah pilihan ! Kita bisa memilih menjadi dewasa atau bertambah usia saja. Kita bisa memilih menjadi orang kaya atau tetap seperti saat ini. Dan kita bisa memilih menerapkan apa yang saya bagikan di Manajemen keuangan pribadi ini atau menanggapinya sambil lalu. Tidak ada seorangpun yang bisa memaksa anda untuk memilih selain diri anda sendiri, sebaliknya tidak ada seorangpun yang merasakan akibatnya selain diri anda sendiri. Suka atau tidak, benar atau salah, pepatah “Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian” akan tetap berlaku.
Pada hakekatnya, hidup adalah pilihan ! Kita bisa memilih menjadi dewasa atau bertambah usia saja. Kita bisa memilih menjadi orang kaya atau tetap seperti saat ini. Dan kita bisa memilih menerapkan apa yang saya bagikan di Manajemen keuangan pribadi ini atau menanggapinya sambil lalu. Tidak ada seorangpun yang bisa memaksa anda untuk memilih selain diri anda sendiri, sebaliknya tidak ada seorangpun yang merasakan akibatnya selain diri anda sendiri. Suka atau tidak, benar atau salah, pepatah “Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian” akan tetap berlaku.
Jangan salah sangka, saya tidak bermaksud menakut-nakuti anda ! Tetapi jangan sampai anda akan tertegun ketika mama saya bertanya kepada anda, “Berapa uang yang ada dalam tabungan anda ?”
0 komentar:
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.