db

db
bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online

Rabu, 09 Desember 2015

kelolakeuangan.com - Boros adalah lawan dari hemat. Sikap boros itu merugikan sedangkan sikap hemat itu menguntungkan. Boros membeli apa saja yang tidak di butuhkan, tapi membeli hanya didasari keinginan saja.
Ada juga yang berpendapat ini bukan boros, melainkan ini memang sebuah gaya hidup yang semestinya harus begini. Ini adalah persepsi yang salah, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak bagus dan pasti dampakmya juga tidak bagus pula.

Jika anda merasa mempunyai sifat di atas segera sadar, dan segera perbaiki diri anda, sebelum sifat ini menguasai diri anda.

Trik yang perlu anda lakukan untuk mengatasi sifat boros ini adalah:

1. Buatlah batasan terhadap diri sendiri
Anda sendiri yang tahu sejauh mana kemampuan keuangan anda bukan orang lain. Mulailah dengan membuat batas pengeluaran pada diri anda dan pada keluarga anda. gunanya untuk membatasi ruang gerak uang anda, agar tidak terbawa arus boros.

Sebagai contoh anda membeli pakaian baru setiap bulannya menghabiskan Rp 200.000. Mengenai tinggi rendahnya anggaran yang anda tentukan tergantung pada kemampuan anda. Anda bisa dikatakan boros jika anda mengeluarkan uang untuk hal yang tidak perlu dan anggarannya melebihi batas pengeluaran anda.

2. Jadilah pribadi yang kokoh
Setiap orang jika melihat barang yang baru dan bagus pasti tertarik. Ini adalah wajar dan manusiawi, beginilah manusia yang tidak puas dengan apa yang mereka miliki saat sekarang ini.

Setiap anda pergi ke supermarket maka mata anda akan dimanjakan dengan pemandangan barang-barang bagus. Dan pasti anda ingin membelinya. Tenang saja, bukan anda saja yang punya sifat seperti ini, hampir sebagian orang juga seperti anda tapi yang membedakan adalah apakah anda bisa mengendalikan “nafsu” anda atau tidak, mungkin jika anda tidak bisa mengendalikannya bisa jadi anda membeli semuanya sedangkan uang anda terbatas. Jadi hanya anda yang bisa mengatasi “nafsu” ini dan tidak terjerat pada sifat boros.

3. Jangan terlena oleh diskon
Ingatlah anda membeli barang karena kebutuhan bukan karena adanya diskon. Jika ada diskon berapapun besarnya jika anda tidak butuh barang itu maka jangan di beli. Karena diskon dibuat agar “memaksa” anda untuk membeli barang tersebut.

Sekali lagi hanya diri anda yang bisa mencegah sifat boros ini, bukan orang lain. Percuma jika anda menekan pengeluaran agar tidak boros tanpa dibarengi tekad untuk menghilangkan sifat boros ini. Read More

0 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Rabu, 18 November 2015

, Liputan 6 - Penghasilan sebagai pekerja sebesar apapun yang didapat tidak akan pernah cukup memenuhi kebutuhan, jika tak dihentikan kata puas.

Di sisi lain peningkatan biaya hidup kian tak terbendung. Bila tak pintar-pintar mengatur keuangan maka bukan untung yang diraih tapi bisa utang yang menumpuk.

Tak ingin terus terperosok dalam mengatur keuangan, berikut 10 cara cerdas yang bisa ditiru tentang pengelolaan keuangan pribadi, melansir laman US News tentang personal finance, Selasa (11/6/2013):

1. Tetapkan Tujuan Keuangan

Bagi beberapa orang, tidak ada yang lebih menarik dibandingkan menyisihkan sebagian uang untuk membeli rumah dengan tiga kamar tidur berpagar putih. Mimpi lain melanglang buana ke seluruh dunia.

Memang benar jika memiliki tujuan yang pasti akan membuat lebih mudah mengatur keuangan pribadi. Hal itu juga akan menjadi motivasi untuk mengumpulkan pendapatan.

2. Buat Rencana Pengeluaran

Kebanyakan orang menghabiskan sekitar 2/3 dari pendapatan mereka pada tiga hal penting, yakni: makanan, perumahan, dan transportasi. Adapula pembayaran utang, tabungan, biaya rumah tangga, dan barang-barang opsional seperti hiburan.

Anda sebaiknya membuat anggaran tahunan dengan mengalokasikan tujuan belanja berdasarkan pembagian pos masing-masing.

3. Tahan Diri Terhadap Godaan Tawaran Penjualan

Toko memang diciptakan untuk menguras habis kantong pembeli. Tawaran promosi seperti diskon, hadiah hiburan adalah beberapa teknik yang digunakan penjual untuk menarik konsumen.

Tapi jika kita mengetahui trik mereka, akan membuat kita bisa menahan godaan dari tawaran-tawaran tersebut.  Hal lebih mudah adalah segera mengatakan tidak atas semua tawaran tersebut.

4. Lacak Pengeluaran Pribadi
Melacak setiap pengeluaran selama dua minggu dapat menyaring pengeluaran yang tidak perlu, seperti makanan restoran dan biaya taksi.

5. Mencari Produk Serupa yang Menawarkan Harga Lebih MurahPenetapan harga produk di sebuah toko ternyata bisa jauh lebih mahal dari harga awal produk tersebut. Jika ketika ingin membeli satu produk dan melihat harga yang lebih rendah tercantum di tempat lain, jangan ragu untuk pindah ke toko tersebut.

6. Lakukan Riset Online Sebelum Mengunjungi Toko

Situs review produk, dan gudang diskon online sering memberikan informasi tentang bagaimana dan di mana untuk menemukan penawaran terbaik.

Apalagi jika ada tawaran pengiriman gratis, bisa membuat pembelian online sebagai pilihan.

7. Cari Pendapatan Lebih dari Satu Sumber

Pada zaman sekarang apapun bisa terjadi. Kurangnya keamanan kerja di pasar saat ini membuat siapa pun bisa kehilangan pekerjaan atau menghadapi pemotongan gaji.

Namun hal ini diperbaiki jika ada sumber penghasilan kedua. Carilah ide-ide tentang cara untuk mendapatkan lebih banyak uang.

8. Mulai Bisnis Sendiri

Seperti di Amerika, resesi mengilhami banyak orang untuk mengeksplorasi kewirausahaan, sebagai cara untuk mengambil kembali kendali kehidupan finansial mereka.

Bahkan usaha relatif kecil, seperti blog yang menghasilkan uang melalui iklan atau kebun yang menghasilkan bunga, bisa berubah menjadi sumber keamanan finansial.

9. Negosiasikan Gaji Kembali Banyak pekerja merasa beruntung memiliki pekerjaan dalam kondisi saat ini. Namun kadang meminta kenaikan gaji dapat menjadi langkah yang lebih cerdas.

Jika Anda baru saja berganti pekerjaan, menerima promosi, atau menyadari dibayar rendah dibandingkan dengan rekan-rekan yang lain, mungkin sudah saatnya untuk duduk dengan atasan dan meminta kenaikan gaji.

10. Jangan Menghindar dari UtangUtang memiliki reputasi buruk karena dinilai menyebabkan kebangkrutan. Namun mengambil kredit dengan pengelolaan yang tepat ternyata dapat berguna.

Kredit
memungkinkan orang untuk membeli rumah maupun membiayai keperluan mendesak lainnya.  Tapi tetap evaluasi keputusan tentang utang ini dengan mempertimbangkan dampaknya secara hati-hati. (Nur)
Read More

0 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Kamis, 22 Oktober 2015

Bisnis.com, JAKARTA—Ingin tas bermerek, sepatu beraneka warna, gaun-gaun cantik, perawatan tubuh, atau jam tangan elegan yang selalu menjadi perhatian seseorang, terutama seorang wanita yang doyan belanja.

Nongkrong pun kerap dilakukan untuk melepas penat dikala weekend datang dan berkumpul bersama teman-teman. Otomatis harus mengeluarkan uang yang lebih untuk kebutuhan sekunder.

Seseorang harus bisa mengatur keuangan pribadi agar tidak seperti pepatah yang satu ini, yakni ‘besar pasak daripada tiang’.

Berikut ada beberapa tips dari pakar perencana keuangan, Ligwina Hananto. Apa saja tipsnya? Ternyata hanya dua saja untuk seseorang dalam mengelola keuangan yang sehat.

Pertama, yakni harus tahu cash flow—aliran uang. Jalur keluar masuknya uang untuk apa dan ke mana saja harus selalu diketahui apabila seseorang ingin finansialnya sehat.

Kita harus tahu jumlah penghasilan/pemasukan yakni dari gaji, hasil bisnis, sewa properti, dividen saham, kupon obligasi, bunga deposito dan lain sebagainya. Selain itu, pengeluaran pun penting diperhatikan yang terdiri dari cicilan hutang maximal 30% dari pemasukan.

Seperti, membayar premi asuransi, keperluan rumah tangga, transportasi, anak, keluarga, pekerja, kesehatan yang seharusnya 20-40% pemakaiannya dari pemasukan. Terakhir, pengeluaran pribadi seperti membeli tas, salon, hangout bersama teman-teman, dan liburan yang bisa ditakar hanya 20% dari penghasilan.

Kedua, mengetahui tujuan. Dijelaskan, apabila seseorang ingin pergi ke Tarakan. Kita harus benar-benar memahami tujuannya. Lebih efisien mana dan sesuaikah dengan kemampuan, menggunakan pesawat atau bus, atau bawa mobil sendiri.
“Kita harus paham betul judulnya apa, tujuannya apa, jumlahnya berapa, resikonya apa, untungnya apa. Jadi, semua harus dipelajari dengan baik,” jelas Wina, panggilan akrabnya.

Untuk itu, Anda juga harus mengetahui nafsu diri kita sendiri dan mengontrol segala sesuatunya dengan memilih mana yang harus diprioritaskan dan mana yang tidak penting. Begitu juga mengetahui kemampuan kita dalam memenuhi kebutuhan tersier yang akan membuat kita bisa menahan nafsu mengeluarkan uang untuk hal yang tidak penting.
Read More

0 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.