db

db
bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online

Kamis, 17 Maret 2016

Manajemen Keuangan Pribadi

Imam Setiyo / / 0
wapannuri.com - Empat tahun lalu, saya tersentak ketika sedang berbicara dengan mama saya. Topik apa lagi jika bukan mengenai uang ? Malam itu, setelah berbasa-basi sejenak, mama mulai bertanya berapa jumlah tabungan saya. Kemudian dia melanjutkan bertanya mengenai gaji saya. Bukan pertanyaan ini yang membuat saya kaget, tetapi perhitungan mama saya yang bikin mata ini terbuka. Saya yakin ilustrasi ini akan membuat anda tercengang juga !

Saya mengatakan kalau di tabungan saya kurang lebih ada lima juta. Terus saya bilang kalo gaji saya sebulan dua juta rupiah. Dan saya sudah bekerja kurang lebih tiga tahun. Menurut perhitungan mama, seharusnya di tabungan saya ada tiga puluh juta rupiah. Hah ??  Langsung saja saya terpaku ! Mama menjelaskan kalau dua juta kali dua belas dan kali tiga jumlahnya 72 juta.


Karena saya masih tinggal di rumah orang tua, maka tidak perlu bayar listrik, bayar air, beli makanan, beli garam, beli sabun, dan segala keperluan rumah tangga. Pendeknya, duitmu itu utuh, lagian...kamu gak pernah kasih mama uang belanja ! Dan perhitungan 30 juta itu adalah perhitungan paling kecil, seharusnya di tabunganmu ada lebih dari itu. Jadi...pertanyaannya adalah...kemanakah larinya uang pribadimu ?? 
Setelah mendengar kata-kata tersebut, otak saya tak berhenti berputar mencari jawaban atas pertanyaan tadi. Saya tidak bisa menolak argumen mama karena dia 100% betul. Saya sadar kalau ternyata manajemen keuangan pribadi saya kacau balau. Dan dari detik itulah saya memperbaikinya. Dan tulisan ini adalah cara baru saya mengelolah keuangan. Semoga berguna.

DUA JENIS MANUSIA
Menurut saya, hanya ada dua jenis manusia jika ditinjau dari cara mereka mengatur keuangan pribadinya. Jenis pertama adalah mereka yang mencukupkan pengeluarannya berdasarkan pendapatannya. Dan jenis berikutnya adalah mereka yang menentukan pengeluarannya baru kemudian mencari cara untuk mencukupkannya. Tidak ada yang jelek ataupun yang baik dari kedua jenis ini, masing – masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Yang terbaik adalah yang sesuai dengan kepribadian anda !

Saya termasuk jenis pertama, dan akibatnya adalah tulisan ini akan berat sebelah... he... he...he... Mau gimana lagi, kan ini blog saya dan tujuannya adalah membagikan pengalaman hidup saya. Tetapi menurut pendapat saya, tips mengelolah keuangan pribadi yang akan saya bagikan di sini bisa diterapkan untuk jenis manusia apapun. Mengapa ? Karena saya jenius ! ^-^' (ha...ha...ha....pede amaaat....!!)

Setiap bulan, setelah menerima amplop dari tempat kerja, maka saya akan membagi  isinya menjadi beberapa bagian :
  1. Kas rumah tangga, karena saya udah menikah !! (Prioritas 1)
  2. Tabungan masa depan (Prioritas 2)
  3. Keperluan pribadi  (Prioritas 3)
Nah...selama sebulan kedepan saya harus hidup dengan jumlah uang di pos keperluan pribadi. Cukup atau nggak cukup yaah harus dicukup-cukupkan, kan itu uang sisa... hik... hik..hik.... kalo gak cukup yaa....gak jajan. Kadang kala saya ingin menambah penghasilan bulanan saya dengan cara cari ceperan, tetapi saya bukan tipe pekerja yang suka ambil resiko alias “tipe cari aman”. Saya sadar bahwa saya bukan tipe mesin pengeruk uang yang baik, tetapi saya adalah tipe pengelolah uang yang baik. Karena itu saya lebih pas dengan mencukupkan apa yang saya dapat dan mengelolahnya supaya memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari bunga bank. Salah satu caranya adalah dengan membeli emas batangan (jika memungkinkan hal ini akan saya tulis di kemudian hari) dan beli dollar.

Sementara itu, teman saya yang namanya Jonas adalah tipe kedua yaitu tipe yang menentukan pengeluarannya terlebih dulu kemudian mencari cara untuk mencapainya. Biasanya jenis ini adalah mesin pengeruk uang yang efektif. Dan memang begitulah si Jonas ini. Dia pinter sekali mencari peluang usaha dan mendapatkan uang. Saya rasa inilah keadilan Tuhan semesta alam. Tiap – tiap kepribadian diberi kelebihan sekaligus kekurangan. Saya kurang pandai mencari uang tetapi pandai mengelolahnya, di lain pihak, si Jonas pandai mencari uang tetapi lemah dalam pengaturannya. Pernahkah anda membayangkan jika kedua pribadi ini digabung akan menjadi apa kelak ? Jawabannya adalah bentuk usaha dan kerjasama tim yang ideal ! Dan ini sudah dibuktikan dengan usaha kami bersama dalam The sainT, wedding organizer.

KAYA  ATAU MISKIN ADALAH SOAL MANAJEMEN KEUANGAN, PERENCANAAN DAN KEBERUNTUNGAN!
Perbedaan utama mengenai orang kaya dan dan miskin ada pada sikap mental. Orang yang mempunyai sikap optimis sudah pasti ditakdirkan menjadi orang kaya. Namun antara takdir dan kenyataan belum tentu sama karena ada beberapa hal yang menentukan antara takdir dan kenyataan. Salah satunya adalah perencanaan. 

Jika anda adalah seorang karyawan maka anda memiliki pendapatan yang pasti tiap bulannya. Tugas anda adalah menyisihkan sedikit pendapatan anda untuk investasi. Jumlahnya tidak penting, yang penting adalah disiplin ! Ingatlah pepatah sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Sebaliknya jika anda seorang pengusaha maka alokasi untuk investasi masa depan anda tidak akan sama jika anda seorang karyawan. Ada masa krisis dan ada masa jaya. Jika anda tidak disiplin maka anda akan selalu kekurangan baik ketika anda krisis maupun ketika sedang jaya. Gampangnya, ketika usaha sedang rame, jumlah investasi anda seharusnya lebih besar bukan jumlah konsumsinya. Seorang teman saya yang memiliki bisnis travel mengerti tentang hal ini tetapi tidak melakukannya, sebab bicara memang mudah daripada melakukan ! Tidak heran dia selalu kekurangan uang ketika masa paceklik. Godaan untuk meningkatkan pengeluaran ketika sedang mendapatkan banyak uang lebih besar daripada memikirkan masa depan. Percayakah anda bahwa kaya atau miskin ditentukan oleh perencanaan ?
Masalah yang umumnya terjadi adalah pertanyaan, “Mau nambung gimana pak ? Wong buat makan sehari-hari saja tidak cukup !!” Betul sekali ! Pertanyaan anda itu adalah pertanyaan klasik yang ditanyakan di tiap-tiap generasi. Jawaban saya adalah “BAYAR HARGA !”  

Cobalah bertanya kepada orang kaya yang anda kenal, berapa jam mereka bekerja, berapa harga yang harus mereka bayar supaya menjadi kaya, dan apa yang telah mereka lakukan sehingga bisa menjadi kaya ? Saya yakin anda akan kaget dengan pengorbanan yang mereka lakukan dan tingginya harga yang harus mereka bayar. Semua membutuhkan perjuangan dan usaha. Dan apa yang anda lakukan akan mendapatkan balasan yang setimpal. Pertama-tama, disiplin untuk menyisihkan sebagian pendapatan anda, jangan terlalu memikirkan jumlahnya (karena saya yakin jumlahnya akan meningkat seiring dengan berjalannya waktu). Saya sendiri belajar dari 300.000/bulan kemudian naik menjadi 500.000/bulan dan sekarang sudah diatas 1.000.000/bulan. Kemudian setelah terkumpul anda bisa menginvestasikan tabungan tersebut di instrumen keuangan yang memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi daripada bunga bank.Saran saya adalah di Logam Mulia. Instumen ini rata-rata tingkat pengembaliannya 15%/tahun dan sangat aman sebagai media investasi. Belilah emas batangan bukan emas perhiasan karena emas perhiasaan dipotong ongkos ketika anda menjualnya kembali. 

Saya menyebut hal diatas tadi dengan manajemen keuangan. Dan sebenarnya hal inilah yang menyebabkan orang kaya bertambah kaya. Tahun 2008 lalu, saya membeli emas batangan seharga Rp 250.000/gram. Emas batangan tersebut saya jual dengan harga Rp 330,000,00 pada pertengahan Januari 2010 ini. Hal itu berarti 32% selama dua tahun. Anggap saja uang yang saya investasikan di emas ini adalah 100juta, maka keuntungan pasif saya adalah 32juta selama dua tahun. Jumlah yang lumayan besar untuk penghasilan pasif bukan ? Bandingkan jika anda taruh di bank yang tingkat suku bunganya 6 -8% pertahun. 

Manajeman keuangan adalah soal mengelolah uang supaya memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi. Anda akan menemukan masalah ini ketika jumlah uang di tabungan anda bertambah banyak....he...he...he....Saya sendiri tidak menyadari akibat kedisiplinan menabung saya semenjak 10 tahun yang lalu. Banyak sekali duit saya....mau diapakan yaa ?? Ayo foya-foya...!!

Saya rasa inilah efek samping dari tipe mencukupkan pengeluaran berdasarkan pendapatan, yaitu sebuah gaya hidup. Karena terbiasa memprioritaskan masa depan maka secara tidak langsung gaya hidup saya berubah. Saya lebih bisa memilih antara kebutuhan dan keinginan hidup, saya lebih berorientasi ke masa depan daripada saat ini, dan saya lebih bisa makan tidak enak sehari-harinya...ha...ha...ha....

JADI.....??
Pada hakekatnya, hidup adalah pilihan ! Kita bisa memilih menjadi dewasa atau bertambah usia saja. Kita bisa memilih menjadi orang kaya atau tetap seperti saat ini. Dan kita bisa memilih menerapkan apa yang saya bagikan di Manajemen keuangan pribadi ini atau menanggapinya sambil lalu. Tidak ada seorangpun yang bisa memaksa anda untuk memilih selain diri anda sendiri, sebaliknya tidak ada seorangpun yang merasakan akibatnya selain diri anda sendiri. Suka atau tidak, benar atau salah, pepatah “Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian” akan tetap berlaku.

Jangan salah sangka, saya tidak bermaksud menakut-nakuti anda ! Tetapi jangan sampai anda akan tertegun ketika mama saya bertanya kepada anda, “Berapa uang yang ada dalam tabungan anda ?”

Imam Setiyo


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Ut odio. Nam sed est. Nam a risus et est iaculis adipiscing. Vestibulum ante ipsum faucibus luctus et ultrices.
Follow me @Bloggertheme9

0 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.